Ayo Jalan Jalan ke Pulau Alor

ALOR PULAU NAN EKSOTIS
Alor yang terletak di ujung timur kepulauan Nusa Tenggara, pulau yang sebelah utaranya berbatasan dengan laut Flores dan Laut Banda, sedangkan di selatan dengan Selat Ombai dan Selat Pantar di sebelah Barat. Disamping itu Pulau Alor adalah satu dari 92 pulau terluar Indonesia karena berbatasan langsung dengan Timor Leste di sebelah selatan.
Kabupaten Alor di Nusa Tenggara Timur, adalah kabupaten yang memiliki banyak pulau dan beberapa pulau-pulau yang telah dihuni seperti; Pulau Alor, Pulau Pantar, Pulau Pura, Pulau Ternate, Pulau Tereweng, Pulau Kepa, Pulau Buaya, Pulau Kangge dan Pulau Kura. Sedangkan 11 pulau lainnya kosong atau tidak berpenghuni.

Pulau Seribu Moko dan Kejutan Sunset di Likuwantang
Perjalanan saya ke Alor kali ini dimulai dari Pantai Palibo yang letaknya tidak jauh dari Bandara Mali Kalabahi-Alor, pantai indah yang banyak ditumbuhi pohon bakau dengan batu-batu karang di sepanjang tepi pantai, sehingga saya hanya dapat menyaksikan keindahan panorama pantai saja, karena tidak susuai bagi pengunjung yang ingin berenang.
Tanpa berlama-lama saya melanjutkan perjalanan ke arah pusat kota Kabupaten Alor, yaitu menuju Museum Seribu Moko yang menyimpan sejuta cerita sejarah Alor dan berbagai keistimewaan Moko, sebelum tiba di museum saya menyempatkan singgah ke monumen atau tugu Kalabahi Kota Kenari, monumen yang dijadikan ikon kota Alor dan menggambarkan semangat Pejuang Alor dalam peperangan melawan penjajah.

Jauh sebelum saya memutuskan jalan-jalan ke Pulau Alor, sebenarnya saya telah searching dan banyak mendengar kalau di Alor itu keindahan bawah lautnya yang sangat luar biasa, walaupun begitu, dasar saya bukan seorang penyelam tetap saja saya penasaran, karena belum banyak juga yang mempublish foto-foto landscape tentang Alor, tetapi saya tetap yakin Tuhan itu menciptakan alam pasti sangat sempurna keindahan itu tidak saja ada di kedalaman lautan.

Bersyukur dalam perjalanan saya sempatkan mampir ke Kantor TransNusa Air, yang kebetulan kepala cabangnya yaitu Pak.Syamsul Azmi adalah salah satu penggerak komunitas fotography di Alor, wah! beruntung saya, mendapat informasi-informasi spot-spot menarik yang langsung masuk daftar list saya. Untuk mengejar waktu sunset sayapun bergegas mengarah ke timur dari kota Kalabahi, yaitu ke Pantai Likuwantang yang jarak tempuhnya hanya 45 menit dengan mengendarai roda empat, lumayan dekatlah untuk ukuran kota Alor .

Disepanjang pantai Likuwantang di penuhi oleh batu-batuan bewarna hitam, batu-batu hitam tersebut adalah merupakan ciri khas pulau Alor, karena di beberapa tempat di Alor telah mengekspor batu-batuan tersebut untuk kebutuhan batu taman atau batu hias, sambil mengamati sekeliling pantai tuk menghilangkan penat perjalanan, membuat lupa kalau matahari mulai turun, semakin turun mataharipun semakin memberi pesona keindahan yang sangat luar biasa, ya memang momen sunset di pantai Likuwantang tidak akan terlupakan,
selain indah pantainya Likuwantang juga memberi manfaat bagi penduduk sekitar, tidak lama langitpun mulai gelap yang mengharuskan saya beristirahat, dan sambil berharap mendapatkan momen yang indah pula saat sunrise esok.

Keunikan Pantai Mali
Belajar dari hari sebelumnya, sehingga perlu pagi-pagi sebelum Subuh sudah siap untuk mengejar sunrise, agar momen penting keindahan alam matahari terbit tidak terlewat, saat sunrise saya disarankan menuju ke pantai Mali yang jaraknya tidak sampai 10.KM dari pusat kota.

Kurang dari pukul 5.pagi sayapun telah tiba dilokasi, walau pagi itu langit sedikit mendung namun sinar mentari tetap memantulkan keindahannya, pantai Mali yang memiliki keindahan alam tersebut ternyata menyimpan kekayaan laut yang luar biasa, terbukti para Nelayan dan Pemanah Ikan banyak yang menggantungkan hidup dari hasil mencari ikan di sekitar Pantai Mali, tidak jauh dari lokasi saya menyaksikan matahari terbit terdapat pemukiman nelayan, yang kesehariannya berkumpul memanen hasil tangkapan ikan dari jaring-jaring yang dipasangnya, dan disitu pula terjadi transaksi jual beli. Pantai Mali adalah surga serta pemberi berkah bukan hanya bagi para Nelayan dan Pemanah Ikan saja, melainkan juga bagi para burung pantai dan burung pemangsa ikan, yang dengan mudahnya terbang bebas sambil bergerak cepat memangsa buruannya di laut.

Pasar Barter Lola
Pasar tradisional tempo dulu yang masih menganut sistem jual-beli barter pastinya langka dan sulit kita jumpai, beberapa pasar tradisional barter di Indonesia biasanya terdapat didaerah pedalaman dan rata-rata sulit dijangkau dengan kendaraan, tetapi tidak demikian dengan Pasar Lola di Pulau Alor, pasar yang tepatnya berada di Kampung Klihibeng, kecamatan Alor Barat Daya ini dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat, serta memiliki fasilitas jalan yang baik.

Berwisata mengunjungi Pasar Barter Lola sangatlah menyenangkan dan saya yakin Anda akan berlama-lama disana, karena posisi pasar lokasinya tepat di pinggir pantai Lola yang begitu indah pemandangan alamnya, jernih air lautnya dan beragam aktivitas pasar yang jarang kita temui.

Pasar Lola tidak buka setiap hari, dan hanya buka setiap hari Kamis saja pada jam 07:00 WITA, sehingga menjadikan pasar ini selalu ramai dikunjungi warga pulau sekitar, seperti warga pulau Ampera dan Pulau Alor Kecil. Tetapi jika Anda tetap ingin berkunjung ke Pantai Lola selain hari Kamis, akan tetap mendapatkan pemandangan yang sangat Indah disana, khususnya pada waktu menjelang matahari terbit.

Taman Laut Alor seindah Karibia
Tidak perlu disangsikan lagi, bahwa Pulau Alor berdasarkan letak geografisnya telah diberi anugrah yang luar biasa oleh Tuhan dengan keindahan taman bawah lautnya, yang bahkan kini Alor telah mejadi rujukan berbagai kalangan khususnya para Penyelam professional di seluruh Dunia, karena disamping keindahan alamnya banyak keanekaragaman biota laut seperti ikan Hiu, Paus, Mantis, Pari, Mola-mola dan ikan Napoleon.

Walau saya buka seorang penyelam, saya tidak kehabisan akal untuk bisa merasakan bagaimana rasanya ikut dalam kegiatan aktivitas diving di Alor, di Alor terdapat beberapa operator diving yang telah belasan tahun melayani wisata diving di Alor, saat itu saya diketemukan dengan pemilik Dive Alor yaitu Thomas Schreiber, pria Jerman yang fasih berbahasa Indonesia tersebut sangat ramah dan bersahabat menyambut saya, sehingga langsung menyertakan saya dalam trip Dive Alor ke esokan harinya.

Pagi-pagi Thomas sudah menjemput saya di hotel, dan langsung menuju boat bersama menuju beberapa titik selam, saya sempat menanyakan apa yang membuatnya tertarik di Alor, “di Indonesia banyak yang indah, tetapi di Alor sangat beragam keindahannya”, kata Thomas. Dalam perjalananya ternyata bukan sekedar menyelam, tetapi Thomas juga menyiapkan alat-alat pancing di boatnya, dan rupanya di tengah laut juga menjadi surga para pemancing-pemancing ikan.

Kurang-lebih terdapat 45 titik penyelaman yang telah dikenal oleh para penyelam dari berbagai negara di Pulau Alor, sebut saja; Half Moon Bay, Peter’s Prize, Crocodile Rock, Cave Point, The Edge, Coral Clitts, Baeylon, The Arch, Falt Line, dan lain-lain. Beberapa penyelam mancanegara yang telah menyelam di Alor banyak yang terkagum-kagum akan keindahannya, sehingga banyak pula yang menyamakan keindahan taman laut Alor seindah Taman Laut di Karibia.

Untuk itu tepatlah bagi Pulau Alor jika disebut sebagai Pulau nan Eksotis, karena keindahan alamnya yang luar biasa serta keunikan budayanya, tidak dimiliki oleh daerah-daerah lain di Dunia.

Tarian Lego-lego yang melegenda
Budaya persatuan dan gotong royong rupanya telah ada sejak dulu kala, hal tersebut tercermin dari tarian adat peninggalan Nenek Moyang suku Abui maupun suku Kabola di Pulau Alor Nusa Tenggara Timur, tarian itu dikenal dengan tari Lego-logo.
Tari yang dilakukan bergandengan bersama-sama sampai membentuk lingkaran, dan bergerak seirama mengelilingi batu bersusun yang disebut mesbah, setiap penari bergerak menghentakkan kakinya ke bumi sambil melantunkan nyanyian menyambut pantun-pantun dari sang pimpinan, kemeriahan Lego-legopun mulai terasa saat di iringi alunan suara Gong dan Moko (gendang berbahan kuningan).

Tidak lengkap rasanya, jika telah melihat keindahan alam Alor tanpa menyaksikan Tarian Lego-Logo yang telah melegenda tersebut, tari yang melambangkan kekuatan dari persatuan dan persaudaraan dalam suku Abui maupun Kabola, biasanya tari lego-lego sesuai tradisi di laksanakan saat masyarakat berkumpul untuk sesuatu kegiatan, seperti pekerjaan bersama-sama atau gotong royong, dan untuk penyambutan para pasukan perang yang kembali dari pertempuran.

Suku Abui
Suku Abui adalah suku yang diakui sebagai suku tertua di Alor, suku ini mendiami beberapa Desa atau Kampung Adat diantaranya yaitu Desa Latifui dan Desa Takpala, desa adat tersebut berlokasi di daerah Lembur Barat, kecamatan Alor Barat Laut.
Selain tarian-tarian Suku Abui juga memiliki Rumah Adat yang disebut rumah Lopo, ada dua jenis rumah Lopo yaitu rumah Kolwat dan rumah Kanuruat, rumah Kolwat yang berarti rumah tersebut terbuka untuk siapa saja yang mau mengunjungi, sedangkan sebaliknya rumah Kanuruat untuk kalangan tertentu saja.

Suku Kabola
Cukup langka suku yang masih mewarisi budaya Nenek Moyang, khususnya dalam hal busana serta perlengkapan keseharian yang banyak menggunakan bahan Kulit Kayu, bahan kulit kayu yang digunakan berasal dari pohon yang biasa disebut Pohon Ka oleh warga sekitar.
Suku kabola yang ada saat ini mendiami Perkampungan Tradisional Monbang, di Desa Kopidil, kecamatan Alor Barat Laut. Keramah tamahan Suku Kabola terlihat saat mereka menyambut hangat para wisatawan yang datang, bahkan jika pengunjung banyak mereka selalu menyiapkan minuman kopi Jahe khas Kabola dengan Biji Kenari dan Jagung Titi sebagai makanan ringannya.

Dengan hadirnya Desa-desa Adat yang telah menjadi Cagar Budaya Nasional, serta ditambah dengan Keindahan Alam yang luar biasa, menjadikan Alor unik dan berbeda dengan daerah lain di Nusantara. ALOR itu Alamnya Indah Orangnya Ramah, itulah semboyan wisata Alor, jadi jadwalkan diri Anda untuk berwisata ke Pulau nan Eksotis di Indonesia.

Getting There
Transit Flight from Jakarta/Surabaya/Denpasar to Kupang
Transit 1 malam di Kupang
Jakarta – Kupang by : Garuda, Lion, Citilink, Batik, Sriwijaya, NAM
Kupang – Alor by : TransNusa, Wings, Garuda

Connecting Flight from Jakarta/Surabaya/Denpasar to Alor
Connecting (maksimal 2.jam)
Jakarta – Kupang by : Garuda, Batik, Lion
Kupang – Alor by : TransNusa, Garuda, Wings

How to get Around
Untuk menuju dari lokasi wisata ke lokasi wisata lain tidak ada angkutan umum yang terkoneksi, karena angkutan umum lebih banyak melayani jalur dalam kota saja. Saya sarankan sewa Mobil ataupun Motor melalui travel agent di Kupang atau Alor.

Best Time to Travel
Hampir semua tempat di Nusa Tenggara Timur memiliki musim panas yang cukup panjang, yaitu kisaran antara bulan April s/d November, dan saat musim panaslah waktu yang tepat menikmati keindahan alam laut Alor.

Bank Office and ATM
Persiapkanlah uang cash jika ingin bepergian, karena ATM di sini cukup terbatas dan hanya beberapa Bank saja yang memiliki ATM di Alor (Bank BNI, BRI, Mandiri dan Bank NTT).

Tips
Membawa perlengkapan yang diperlukan untuk kepantai, seperti; sunglass, sunblock, topi, sandal, baju renang, kain bali, sepatu karang jika ada.

Meals
Untuk urusan makanan di Alor terutama di pusat kota tidak usah kuwatir, bayak resto yang menyediakan berbagai jenis makanan, tetapi untuk makanan khasnya saya menyarankan ke Resto Mama, Jl.Buton – Kalabahi, yang menyediakan makanan khas NTT seperti Kuah asam, Ikan belambe, juice mangga kelapa, dan lain-lain.

Related Posts