Kemeriahan Adat Erau dan EIFAF yang Mendunia

Erau merupakan upacara adat di lingkungan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. “Erau” berasal dari kata “Eroh”, yang berarti ramai, riuh rendah. Prosesi Upacara Erau bermula dari Kerajaan Kutai di “Jahitan Layar”- Kutai Lama pada abad 13, yakni pada perayaan Tijak Tanah Raja Kutai dan pengangkatan Raja Pertama Kerajaan Kutai yakni Aji Batara Agung Dewa Sakti. Selanjutnya Upacara Erau dilaksanakn pada penobatan raja dan putra mahkota, pemberian gelar kepada mereka yang telah berjasa bagi kemajuan kerajaan serta peristiwa-peristiwa penting lainnya di lingkungan kerajaan.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Aditia Mauli Hendriawan (@_sasaklebung) on


Ketika menjadi kerajaan Islam, Kerajaan Kutai berganti nama menjadi Kesultanan Kutai dan Raja menjadi Sultan. Kemudian pada abad 17, setelah menaklukkan Kerajaan Martadipura (Kerajaan Hindu di Muara Kaman yang abad 4 masyhur dengan Maharaja Mulawarman), nama Kesultanan Kutai berganti menjadi Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Tradisi Upacara Adat Erau terus berlangsung di lingkungan Kesultanan. Semenjak Kesultanan Kutai bergabung dengan NKRI dan menjadi daerah Swapraja kemudian menjadi Daerah Istimewa Kutai dan Daerah Tingkat II Kutai, praktis upacara adat Erau mengalami kevakuman.

Pada tahun 1970-an Bupati Kutai Ahmad Dahlan berupaya melestarikan kembali Upacara Erau, meskipun dengan tataran upacara adat yang belum lengkap seperti saat ini karena pada waktu itu Kesultanan Kutai Kartanegara belum memiliki Sultan, meski sudah ada Putra Mahkota. Gelaran upacara Erau dipadukan dengan hari jadi kota Tenggarong pada tanggal 28 September dan dimeriahkan dengan pertunjukkan seni dan budaya daerah. Upacara Erau digelar 2 tahun sekali dan prosesi ini berlangsung sampai dengan tahun 2004. Sekian lama Upacara Erau digelar setiap bulan September dalam rangka memperingati Hari jadi Kota Tenggarong sehingga membuat masyarakat mengira Erau identik dengan Hari Jadi Kota Tenggarong. Sementara kota Tenggarong sendiri baru berdiri pada tanggal 28 September 1782 atau 5 abad kemudian setelah Upacara Erau yang pertama dilakukan pada abad 13 di Kerajaan Kutai – Jahitan Layar – Kutai Lama.
Meskipun tidak lagi mendiami istana yang telah beralih fungsi menjadi Museum Memorial, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara berkomitmen untuk terus menghidupkan kembali tradisi Kesultanan. Pada tahun 2002, dengan insiatif Bupati Kutai Kartanegara Syaukani HR, dilangsungkan prosesi Penabalan Putra Mahkota Kesultanan menjadi Sultan Salehuddin II sebagai Sultan XX Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Sejak tahun 2002 pula, Upacara Adat Erau berlangsung di dalam keraton yang dihidupkan kembali dari Museum Memorial dan dilaksanakan secara lebih lengkap rangkaian adat ritualnya dan ditujukan pula untuk memberikan kekuatan spiritual bagi Sultan selaku pemimpin Kesultanan dan pemimpin masyarakat. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara membangun Kedaton Kutai sebagai kediaman resmi Sultan yang arsitekturnya mengambil pola Istana Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura abad 19 yang dihancurkan oleh tentara NICA.

Dalam pakem Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, sesungguhnya Erau dapat dilaksanakan kapan saja bila Sultan berkehendak. Pada tahun 2008 Erau sempat digelar pada bulan Desember. Dengan pertimbangan bahwa pelaksanaan Upacara Erau telah menjadi agenda tetap daerah dan nasional serta menjadi magnit wisata di Kutai Kartanegara, maka sejak 2009 hingga sekarang, Sultan berkenan untuk menyelenggarakan Upacara Adat Erau bertepatan dengan pelaksanaan waktu libur yakni pada bulan Juli sebagaimana disarankan oleh Kementerian Pariwisata. Upacara Adat Erau digelar setiap bulan Juli.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by ilmu bermanfaat (@bayuwirahadik) on


Meskipun secara de facto Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura telah berubah bentuk menjadi Pemerintahan Daerah, Upacara Adat Erau tetap berlangsung berkat adanya hubungan dan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kesultanan Kutai. Upacara Adat Erau tidak lagi melulu dikenali sebagai upacara adat di lingkungan kesultanan, tetapi telah menjadi milik masyarakat Kutai dan Kalimantan Timur dalam perayaannya sehingga telah menjadi agenda nasional yang menjadi daya tarik wisata berbasis budaya.
Upacara Adat Erau dilaksanakan selama satu minggu penuh di Keraton dengan rangkaian upacara adat sebagai berikut:
– Mendirikan Ayu – Ngulur Naga
– Beluluh – Beumban
– Bepelas – Begorok
– Menyisik Lembuswana – Rangga Titi
– Dewa Belian Menjala – Belimbur
– Dewa Menjuluk Buah Kamal – Bergelar
– Seluang Mudik – Merebahkan Ayu
– Ngalak Air Tuli

Sedangkan Upacara Adat yang dilaksanakan lebih awal sebelum Erau dimulakan yakni:
– Beluluh Sultan
– Menjamu Benua
– Merangin
– Ngatur Dahar

Selama upacara adat Erau berlangsung di dalam Keraton, seluruh kerabat Kesultanan, Pejabat Pemerintahan, para tokoh masyarakat dan pemimpin paguyuban serta tamu-tamu lainnya bersama-sama hadir di Istana secara bergantian guna mengikuti rangkaian kegiatan upacara adat Erau.

International Folk Arts Festival (EIFAF)
Guna memeriahkan Upacara Adat Erau yang berlangsung di Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, maka di luar keraton, berlangsung pesta rakyat yang tersebar di berbagai ruang publik dalam bentuk:
• Pertunjukkan seni budaya dan upacara tradisi masyarakat
• Lomba Permainan Tradisional
• Pertandingan Olah Raga Tradisional
• Lomba Pacu Perahu Motor Tradisional
• Erau Expo dan Bazar Rakyat
• Festival Kuliner
• Beseprah, tradisi makan bersama duduk bersila yang dilaksanakan di jalan utama sepanjang 1 km bersama masyarakat

Kemeriahan kegiatan ini juga telah menjadikan EIFAF menjadi salah satu Festival Budaya Terpopuler di Indonesia pada tahun 2016 pada Anjang Anugerah Pesona Indonesia 2016.
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata bekerja sama dengan Council International Of Foklore Festival (CIOFF)-Indonesia menyelenggarakan International Folk Arts Festival dalam rangkat Erau Adat Kutai yang diikuti oleh delegasi kesenian rakyat mancanegara yang tampil bersama kesenian rakyat daerah dan nusantara di venue-venue Pentas Seni Budaya. Kehadiran kesenian rakyat mancanegara tersebut disamping mewujudkan program pertukaran dan apresiasi budaya antar bangsa, juga menjadi momentum yang baik untuk mengenal Indonesia melalui perhelatan Upacara Adat Erau di Tenggarong, Kutai Kartanegara – Kalimantan Timur.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by ilmu bermanfaat (@bayuwirahadik) on


Perhelatan EIFAF menjadi salah satu jendela dunia untuk mengenal Indonesia. EIFAF tercatat sebagai salah satu dari ratusan event International Folk Arts Festival di dunia dibawah bendera CIOFF dunia yang bermarkas di Paris – Perancis. Para seniman kesenian rakyat dari berbagai belahan negara mengenal Indonesia melalui upacara adat Erau di Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, mengenal sejarah Kutai sebagai pusat kerajaan Hindu tertua abad 4 di tanah air, serta mengenal seni budaya khas daerah Kutai Kartanegara sebagai bagian dari aset budaya nasional.

Related Posts