Sekilas tentang Kasepuhan Ciptagelar, Kasepuhan Ciptagelar adalah kelompok masyarakat adat yang memegang tradisi leluhur dalam hal prosesi pertanian padi, dipimpin oleh seorang pemimpin kasepuhan adat yang biasa di panggil `Abah`, memimpin warga yang berjumlah sekitar 30.000 orang, menempati lokasi yang tersebar di tiga wilayah kabupaten (Sukabumi, Lebak dan Bogor), Berlokasi di wilayah sekitar pegunungan Halimun. Kampung Ciptagelar sendiri berada di wilayah kabupaten Sukabumi, kecamatan Cisolok yang masuk ke desa Sirnaresmi.
View this post on Instagram
Kasepuhan Ciptagelar dipimpin oleh Abah Ugi Sugriana R , yang menerima titipan melanjutkan kepemimpinan sejak tahun 2007 lalu diusia beliau 23 tahun. Dalam menjalankan kepemimpinan adat ini, Abah dibantu oleh staff yang mengurusi bagian dan bidang yang berbeda, yang disebut pemegang rorokan, seperti:
– Rorokan Pakakas ( tugas: perawatan pusaka )
– Rorokan Pamakayaan (tugas: Adat pertanian )
– Rorokan Paninggaran (tugas: keamanan dalam bidang pertanian)
– Rorokan Ke-Panghulu-an ( tugas: keagamaan)
– Rorokan Kedukunan (tugas: pelayanan pengobatan)
– Rorokan Bengkong (tugas: adat Khitan)
– Rorokan Paraji / Indung Beurang (tugas:urusan dukun beranak dan urusan dapur rumah Abah)
– Rorokan Panahaban (tugas: kebersihan Lingkungan)
– Rorokan Ngebas ( tugas: pertukangan )
– Rorokan Tatabeuhan (tugas: kesenian)
– Rorokan Kepamukan / Bebenteng (tugas: Keamanan)
– Rorokan Hewan (tugas: mengurusi hewan peliharaan)
Sistem Kemasyarakatan, Sistem kamasyarakatan dimaksud adalah peraturan adat yang menjadi hukum bagi masyarakat Kasepuhan, selain mengikuti aturan hukum negara yang berlaku, aturan yang digariskan leluhur dan mempunyai konsekuensi hukuman bagi yang melanggar, adapun yang disampaikan dalam ajaran hidup masyarakat, seperti;
1. yakin kepada amanat leluhur yang disampaikan kepada anak cucu
2. harus melestarikan adat leluhur
3. harus mengayomi hidup dengan tata cara leluhur
Tatanan adat istiadat dalam hal pertanian;
– menanam padi hanya sekali dalam setahun
– dalam upacara harus menggunakan padi lokal
– padi tidak boleh digiling
– beras tidak boleh dijual
– tidak boleh memasak diatas tanah secara langsung dan harus menggunakan tungku
walaupun aturan aturan tersebut hanya diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi, tetapi mempunyai kekuatan yang mengikat di masyarakat, pemimpin kasepuhan sekalipun akan mendapatkan sanksi bila melanggar adat yang berlaku tanpa kecuali.
Seren Taun, Seren Taun adalah acara penutup tahun Pamakayaan (pertanian) dari setahun prosesi penanaman selama satu tahun, yang menjadi tradisi pada setiap tahunnya secara berkala sebagai akhir dari kegiatan pertanian.Sebuah upacara pesta panen masyarakat Banten Kidul dalam hal ini Kasepuhan Ciptagelar, yang telah berlangsung sejak 651 tahun lalu [1368 – 2019] yang dilaksanakan sebagai adat istiadat dan dilaksanakan secara turun temurun. Seren Taun adalah juga merupakan ciri kehidupan masyarakat agraris yang masih mempertahan kan ke-aslian tatanan dalam memelihara budaya.
Seren Taun yang juga adalah puncak acara dari segala kegiatan masyarakat Kasepuhan yang dilakukan di pusat Kasepuhan dengan sebuah Upacara besar dalam menghormati leluhur dengan segala bentuk seni dan kesenian dari yang buhun (lama) sampai seni yang modern sekalipun di tampilkan untuk masyarakat.
Rangkaian kegiatan Seren Taun meliputi ;
– Pameran hasil karya masyarakat berupa hasil pertanian dan hasil kerajinan.
– Penampilan berbagai kegiatan seni dan kesenian di panggung terbuka selama kegiatan berlangsung.
– Arak-arakan memperlihatkan hasil panen dan berbagai jenis kesenian yang ada di kasepuhan Ciptagelar.
– Upacara ritual Ngadiukeun yaitu prosesi memasukan padi ke lumbung komunal Si Jimat.
Seni dan Kesenian, Bagi masyarakat Kasepuhan, kesenian bukan cuma sekedar sebagai sarana hiburan, kesenian juga berfungsi sebagai bagian dari kegiatan ritual, beberapa kesenian khas kasepuhan adalah;
– Rengkong
Bunyi yang keluar dari alat pikul padi, bunyi akibat gesekan dari tali gantungan dengan bamboo yang berlubang.
– Dog-dog Lojor (dog-dog = bedug . Lojor = panjang)
Alat musik pukul dari bambu, bedug panjang dan angklung,
– Pantun Buhun
Berpantun dengan iringan kecapi, isi pantun biasanya bercerita tentang sejarah yang berkaitan dengan Kasepuhan.
Kesenian ini tidak ditampilkan sembarangan karena berkaitan dengan cerita leluhur, harus mendapat ijin dan mempersiapkan sesaji terlebih dahulu.
– Seni Jipeng
Seni Tanji dan Topeng, Seni Tanji adalah hasil akulturasi budaya dengan colonial Belanda yang menggunakan alat modern berupa clarinet, trombone, saxophone, bass, symbal, trompet dll, yang dipadu dengan alat tradisi dan dimainkan secara tradisional
– Topeng
Adalah pertunjukan drama atau cerita rakyat mengisahkan cerita alur sejarah dan kehidupan keseharian, diringi dengan alat musik tradisional.
– Debus dan Ujungan
Seni bela diri dan kekebalan tubuh kerap lebih banyak menggunakan unsur magis nya karena memperlihat ilmu kadugalan
– Gondang / Tutunggulan
Musik dari lesung dengan rhythme plophonic
– Toleat
Alat musik bambu yang mirip suling dengan empat lubang
– Calung Renteng
Calung yang direnteng dimainkan oleh seorang pemain
– Karinding
Musik dari sebilah pelepah kawung atau bamboo dengan nada getaran dan resonansi mulut.
– Celempung
Alat musik pukul dari seruas bambu yang biasanya dimainkan dengan karinding dan toleat
– Pencak Silat
Seni bela diri dengan menggunkan pengiring kendang pencak
– Reog
Seni komedi dengan instrumen dog-dog
– Pakaian adat
Berupa baju koko/ kanteh/ kampret bagi laki-laki dan kebaya bagi bagi perempuan
Sumber Text dan Photo : Kesenian Adat Banten Kidul | Ciptagelar Iman firmansyah