Tari andun merupakan salah satu tari tradisional yang berasal dari Bengkulu Selatan. Tari andun merupakan salah satu tari yang mendeskripsikan suatu bentuk penghormatan. Hal ini merujuk pada awal mula tari ini dimainkan yaitu sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tidak hanya bermakna syukur kepada Sang Pencipta, tetapi juga digunakan sebagai bentuk penghormatan terhadap orang tua dan segala pihak yang mendukung terselenggaranya upacara adat.

Selain itu, tari andun juga mengandung makna memperkuat solidaritas antar masyarkat karena melakukan sesuatu hal yang menyenangkan secara kompak.
Tidak heran apabila Tari Andun berperan penting dalam memperkecil intoleran di masyarakat yang tercermin dalam setiap tarian penari, mulai dari usia tua, remaja dan anak-anak.
Keunikan dari tari andun adalah memiliki formasi berbeda, tergantung pada rangkaian acara dalam suatu pesta pernikahan yang berlangsung selama tujuh hari tujuh malam.
Dari sini kemudian tari andun berkembang menjadi jenis yaitu:
1) Tari Andun Kebanyakan
Tari Andun kebanyakan adalah tari yang ditarikan secara berkelompok atau melibatkan banyak orang, bahkan bisa mencapai sepuluh orang atau lebih.
Penarinya pun harus berasal dari jenis kelamin yang sama. Jadi, jika tari andan kebanyakan ditarikan oleh pengantin laki laki-laki maka pengiringnya juga harus lakI-laki semua, begitupun sebaliknya.
Umumnya urutan tari andun kebanyakan dimulai dari rombongan pengantin laki-laki yang disusul oleh rombongan pengantin perempuan.
Gerakannya mengulang sebanyak tujuh putaran ke arah kiri dan tujuh putaran ke arah kanan.

2) Tari Andun Lelawanan
Tari andun lelawan adalah tarian yang menggunakan formasi ‘berlawanan’ antara perempuan dan laki-laki.
Penari andun lelawan harus seorang bujang yang dipasangkan dengan seorang gadis, sehingga mereka yang berstatus menikah tidak diperkenankan menarikan tarian andun lelawan.
Dari sisi penampilannya, tari andun lelawan ditampilkan oleh tiga pasang bujang dan gadis dengan pemimpin gerakannya adalah pihak laki-laki.
Hal ini sebagai bentuk ungkapan bahwa seorang laki-laki adalah imam yang harus bisa memulai atau pun mengkahiri sesuatu, sementara pihak perempuan adalah pihak yang menurut dan mengikutinya.

Dari waktu pertunjukan Tari Andun juga dibagi menjadi:
1) Malam Gegerit
Malam hari setelah diadakannya ijab qobul pasangan pengantin disebut dengan malam gegerit.

Pada malam gegerit, tarian pembukaannya menggunakan jenis tari andun kebanyakan yang ditarikan oleh berbagai kelangan; baik tua, muda, bahkan anak-anak yang hadir dalam acara tersebut.
Setalah tari pembukaan selesai, maka selanjutnya adalah menarikan tari andun lelawan oleh para bujang dan gadis.
Tujuannya sebagi ajang perkenalan dan jika memungkinkan bisa mendapatkan ‘jodoh’ ketika sedang melakukan tari secara berpasangan.
Oleh karena itu, sepasang penari andun lelawan tidak boleh memiliki hubungan darah dalam satu keluarga dan harus berasal dari kampung yang berbeda.
Pengaturannya diserahkan oleh empat orang lelaki yang ditunjuk oleh tuan rumah dan memiliki sebutan bujang inang.
Biasanya tarian andun di malam gegerit ini digelar mulai pukul 20.00 – 01.00 dini hari.

2) Acara Nari Numbak Kebau
Acara numbak kerbau ini dilaksanakan keesokan harinya pukul 07.00 – 08.00 setelah malam gegerit.
Numbak kerbau menjadi salah satu gambaran teatrikal penyelamatan Putri Bungsu dengan aksi pemberian hadiah kerbau jantan kepada Kerajaan Sangkalawi.
Saat upacara nari numbak kerbau, kerbau akan diposisikan di tengah arena lalu pengantin dan para penari andun lainnya akan menari mengelilingi kerbau tersebut sebanyak tujuh kali.
Tari andun yang dibawakan pada acara nari numbak kerbau adalah andun kebanyakan.
Di akhir acara, kerbau tersebut kemudian disembelih dan dimasak untuk disajikan dalam acara selanjutnya.

3) Acara Nari Palak Tanggau
Palak memiliki definisi pangkal sedangkan tanggau mempunyai arti tangga.
Sehingga acara nari palak tanggau adalah sebuah jamuan tari yang dilakukan menjelang kedua mempelai pengantin naik ke pelaminan untuk menyelenggarakan resepsi pernikahan.
Tariannya diperagakan oleh bunting (pengantin perempuan) dan keluarganya di depan rumah mempelai lelaki sebagi tempat pelaksanaan resepsi.
Jika bunting berhasil ditangkap oleh pihak keluarga laki-laki dengan selendang, maka berarti menandai tarian selesai dan kedua mempelai diperkenankan naik ke pelaminan.
Selanjutnya, sebagai hiburan tari andun lelawan kembali ditarikan sampai tuau kerjau (pemandu cara) memberikan perintah bahwa sajian butan gulai atau olahan kerbau yang sudah dipotong sebelumnya pada upacara nari numbak kerbau sudah siap untuk dinikmati.
Di akhir acara sebelum penutupan, tari andun lelawan kembali ditarikan.
Uniknya, pada tari perpisahan ini mempelai laki-laki boleh meminta ijin kepada istrinya untuk menari dengan perempuan lain, pun dengan mempelai perempuan yang diperkenankan untuk menari dengan lelaki lain.

Sumber : Dinas Pariwisata Kab. Bengkulu Selatan

Related Posts