Indonesia menjadi Negara yang memiliki Hutan Mangrove Terluas di Dunia, dan tentunya ini dikarenakan juga karena Indonesia sebagai Negara Kepulauan terbesar di Dunia, tentunya kita harus bangga memiliki kekayaan alam yang luar biasa bahkan dipastikan jika secara serentak seluruh daerah di Indonesia menjadikan hutan-hutan mangrove sebagai Ekowisata (Echo Tourism), maka Indonesia dapat mempublikasikan menjadi Pariwisata Ekowisata terbesar di Dunia.

MANFAAT HUTAN MANGROVE
Ekowisata Hutan Mangrove selain menampilkan keindahan alamnya dan menyajikan kesejukan alamnya, pohon bakau juga memiliki keindahan serta keunikan tersendiri terlihat dari beberapa hasil foto yang beredar di social media, hal ini menjadikan potensi lokasi-lokasi pohon bakau yang ada diseluruh pelosok negeri dapat termanfaatkan dengan baik melalui pariwisata.
Selain keindahan, pohon bakau memiliki manfaat yang sangat luar biasa bagi ekosistem air maupun manfaat bagi manusia atau penduduk sekitar, beberapa manfaat hutan bakau antara lain;

1. Mencegah Intrusi Air Laut
Intrusi laut merupakan peristiwa perembesan air laut ke tanah daratan. Intrusi laut dapat menyebabkan air tanah menjadi payau, sehingga tidak baik untuk dikonsumsi. Hutan Mangrove memiliki fungsi mengendapkan lumpur di akar-akar pohon bakau, sehingga dapat mencegah terjadinya Intrusi Air laut ke daratan.

2. Mencegah Erosi dan Abrasi Pantai
Erosi, merupakan pengikisan permukaan tanah oleh aliran air. Sedangkan abrasi merupakan pengikisan permukaan tanah akibat hempasan ombak laut. Hutan mangrove memiliki akar yang efisien dalam melindungi tanah di wilayah pesisir, sehingga dapat menjadi pelindung pengikisan tanah akibat air.

3. Sebagai Penyaring Alami
Hutan mangrove, biasanya dipenuhi oleh akar pohon bakau dan berlumpur. Akar tersebut, dapat mempercepat penguraian limbah organik yang terbawa ke wilayah pantai. Selain pengurai limbah organik, hutan mangrove juga dapat membantu mempercepat proses penguraian bahan kimia yang mencemari laut seperti minyak dan deterjen, dan merupakan penghalang alami terhadap angin laut yang kencang pada musim tertentu.

4. Sebagai Tempat Hidup Satwa
Hutan Mangrove juga merupakan tempat tinggal yang cocok bagi banyak hewan, seperti biawak, kura-kura, monyet, burung, ular, dan lain sebagainya. Beberapa jenis hewan laut seperti ikan, udang, kepiting dan siput juga banyak tinggal didaerah ini. Akar tongkat dari pohon mangrove, memberi zat makanan dan menjadi daerah nursery bagi hewan ikan dan invertebrata yang hidup di sekitarnya. Berbagai jenis hewan darat berlindung atau singgah bertengger dan mencari makan di habitat mangrove.

5. Berperan Dalam Pembentukan Pulau
Hutan mangrove seringkali dikatakan pembentuk daratan karena endapan dan tanah yang ditahannya, mampu menumbuhkan perkembangan garis pantai dari waktu ke waktu. Pertumbuhan mangrove memperluas batas pantai dan memberikan kesempatan bagi tumbuhan terestrial hidup dan berkembang di wilayah daratan. Dalam kurun waktu yang panjang, habitat baru ini dapat meluas menjadi pulau sendiri.
Mengingat pentingnya peran hutan mangrove dalam kehidupan, mari kita senantiasa menjaga kelestarian alam dan lingkungan kita.

MENGENAL JENIS MANGROVE
Pada ekosistem mangrove dikenal jenis jenis tumbuhan yang dinamakan dengan mangrove sejati (Mayor dan minor) dan mangrove ikutan. Mangrove sejati Utama (Mayor) adalah tumbuhan yang tumbuh pada pasang surut dan membentuk tegakan murni dan jarang bergabung dengan tanaman darat, Mangrove sejati minor (tambahan) adalah bukan komponen penting dari mangrove biasanya di daerah tepi dan jarang membentuk tegakan, sedangkan Mangrove Ikutan adalah tumbuhan yang tidak pernah tumbuh di komunitas mangrove sejati dan biasanya tumbuh bergabung dengan tumbuhan daratan. Pengenalan sederhana untuk dapat mengenal jenis jenis mangrove sejati untuk tujuan rehabilitasi adlah difokuskan kepada jenis jenis yang membentuk tegakan murni.

A. Avicennia
Avicennia di Indonesia dikenal dengan nama api api, dimana dicirikan dengan perakaran yang berbentuk pinsil meonjol dari permukaan air yang berfungsi sebagai akar nafas dan dibedakan dari Bruguiera dari bentuk bunga, buah dan daun. Di Indonesia dikenal 5 (lima) jenis api api, yaitu A. alba, A. eucalyptifolia, A. lanata, A. marina, dan A. officinalis.

B. Bruguiera
Tanaman Bruguiera dicirikan dengan akar lutut atau papan/banir. Di Indonesia dikenal 6 (enam) jenis tanaman ini, yaitu B. cylindryca, B. exaristata, B. gymnorrhiza, B. haenessii, B. parviflora, dan B. sexangula.

C. Ceriops
Ceriops merupakan vegetasi mangrove yang dicirikan dengan akar pensil dengan buah memanjang, dimana di Indonesia sering dijumpai 2 (dua) jenis yaitu C. decandra dan C. tagal.

D. Rhizophora
Jenis ini sangat dicirikan dengan bentuk perakaran yang menghunjam ke tanah atau dikenal dengan akar tunjang (still root). Sering dijumpai 3 (tiga) jenis dari Rhizophora di ekosistem mangrove di Indonesia, yaitu R. apiculata, R. mucronata, dan R. stylosa. Untuk membedakan jenis jenis dalam genus Rhizophora jika sedang berbuah dapat dengan mudah dikenali dari jumlah bunga dalam rangkaian bunganya. Jika dalam rangkaian bunga terdapat hanya 2 bunga maka dapat dipastikan merupakan jenis R. apiculata, sedangkan jika dalam rangkaian bunga dijumpai 4-8 bunga jenis R. mucronata, sedangkan jika dalam rangkaian bunga dijumpai 9-16 bunga maka dari jenis R. stylosa.

E. Sonneratia
Sonneratia dikenal umum dengan nama pedada dengan sistem perakaran umumnya berbentuk pinsil (pneumatophora)dan dibedakan dari Avicennia dari bentuk bunga, buah dan bentuk daun. Di Indonesia umum dijumpai 3 (tiga) jenis, yaitu S. alba, S. caseolaris, dan S. ovata.

Sumber :
Balai Pengelolaan SD Pesisir & Laut Padang
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT
https://kkp.go.id/

Related Posts